 | ummuilma on Tulisan Terahir |
 | Ika on TEMULAWAK |
 | Deni on KUNYIT |
 | Dwi Retno Wahyuni on Tips Menaikkan Trombosit |
 | Achmad Z Rizaldy on dr Ludin Gultom SpPd |
 | Eno on dr Ludin Gultom SpPd |
 | Fadli on dr Ludin Gultom SpPd |
 | tommy on dr Ludin Gultom SpPd |
 | Abedul on Transfusi Darah Ala Oce K… |
 | budiyono on Menanam dan Memanen Teratai… |
Awalnya,,, aku pernah berencana untuk terus mengupdate blog leukemia ini sampai ajal datang menjemputku, namun tiba tiba saja aku berubah pikiran dan ingin segera menutup blog ini selagi aku masih hidup dan kemudian membiarkan situs gratisan ini mengalir mengarungi luasnya dunia maya tanpa ada lagi yang menahkodainya hingga suatu saat nanti tidak bisa lagi di akses, atau sampai ada hacker yang bisa membobol paswordnya dan menghapus semua tulisanku di dalamnya.
gambar diambil dari google
Saya yakin, dewasa ini hampir setiap kita pernah ditawari untuk membeli atau menggunakan beragam jenis obat obatan atau lebih tepatnya disebut suplemen, dengan dalih untuk menjaga kebugaran serta kesehatan tubuh bahkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit yang kita idap, baik penyakit penyakit ringan yang kerap kota alami sehari hari ataupun penyakit berat sekelas kanker yang membutuhkan waktu serta biaya yang besar untuk mengobatinya.
Ini hari kedua kepulanganku kerumah dari rumah sakit yang meskipun harus pulang paksa karena aku sudah tidak merasa nyaman atau lebih tepatnya kecewa dengan pelayanan rumah sakit yang buruk dikelas 3.
Sudah lebih dari dua minggu aku terdampar di rumah sakit fatmawati dalam kamar perawatan kelas 3.
Aku sempat pergi melintasi cakrawala,
pergi ke negri antah berantah mencari sesuatu yang akupun tak tahu apa.
Aku merasakan sangat hampa, senja tak lagi indah,
mentari hanya memandangiku tanpa kata.
Maaf sayang, aku jatuh cinta lagi,,, mengira hanya ada sosokmu di mata ku,
mengira hanya ada senyumu di hatiku.
Lagi,,, selama tiga hari berturut turut teman sekamarku pergi menghadap Tuhanya, dan kali ini adalah bpk Fauzi yang menempati ranjang paling ujung dekat jendela yang sudah sulit dibuka karena macet.
Siang ini kamar perawatan kami di kelas 3 ini sedikit gaduh, lantaran salah seorang pasien yang persis berada disebelahku telah berpulang menghadap Tuhanya.
Setelah tidak mendapatkan solusi untuk menaikkan kadar trombosit dalam darahku melalui tranfusi TC karena dokter hematologku menolak melakukanya, akupun mencoba cara yang paling masuk akal untuk menyelamatkan hidupku yaitu dengan mengurangi dosis tasignaku sampai pada level terendah yaitu 200mg sehari.
Senin 19 Januari 2015 darah mulai kembali merembes dari sela sela gigi dan gusiku hingga membuat mentalku kembali goyah. Terngiang kata kata dokter hematolog di telingaku yang mengatakan bahwa tidak akan ada gunanya lagi terus terusan menjalani tranfusi trombosit karena paling dalam dua hari akan kembali anjlog.
Hmm,,, kali ini aku mulai meragukan kredibilitas dokter hematologiku yang selama ini begitu aku hormati karena dialah dokter yang pernah melakukan prosedur BMP pada diriku pada pertengahan tahun 2004. Read the rest of this entry »
Jika sebelumnya aku menuliskan kiat atau cara penggunaan tasigna, maka kali ini aku akan menambahkan sedikit tips agar pengguna tasigna yang kadar trombosit dalam darahnya selalu anjlog karena penggunaan obat yang tidak bersahabat dengan trombosit darah ini bisa berangsur angsur menaikkan kadar trombosit dalam darahnya secara alami sehingga tidak perlu lagi menggunakan vitamin K dan transamin setiap hari atau bahkan menjalani tranfusi trombosit secara berkala.
Jika kita sudah sangat faham dengan cara penggunaan obat glivec yang harus dalam kondisi perut terisi penuh, maka penggunaan tasigna adalah sebaliknya yaitu ketika perut sedang kosong. Read the rest of this entry »
Beberapa waktu lalu aku mendapatkan satu plastik bibit teratai salju yang konon berkhasiat bisa menyembuhkan berbagai penyakit berat seperti kanker payudara, kanker prostat sampai kanker getah bening dan leukemia.
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa meskipun sedang sakit, manusia tetap butuh olah raga karena jika tidak,,, tubuh akan lebih banyak merasakan penderitaan karena tidak adanya aktivitas yang membuat jantung bekerja lebih sempurna demi mengantarkan darah ke seluruh tubuh, agar seluruh sel dalam tubuh kita tetap bisa mendapat pasokan oksigen dan tentunya nutrisi guna menunjang kehidupan.
Memasuki tahun yang ke 12 hidup dengan leukemia ini, ahirnya tanpa bisa aku hindari akupun harus beralih menggunakan obat yang dahulu begitu aku takutkan bahkan sangat aku benci karena reputasinya yang membuat bulu kuduku merinding bila mendengarnya. TASIGNA.
Beberapa bulan yang lalu, atau ketika putra pertamaku telah menyelesaikan sekolahnya dari SMU dan ingin melanjutkan pendidikanya pada sebuah universitas negri yang letaknya tidak seberapa jauh dari kediamanku. Aku pernah berjanji padanya akan membelikanya sebuah sepeda motor baru JIKA ia bisa mendaftar masuk pada perguruan tinggi tersebut dengan jujur atau dengan kata lain tanpa harus meminta bantuan kepada orang lain alias nyogok.
Persis seperti dugaanku bahwa dalam waktu dekat trombosit dalam darahku akan kembali anjlog dan perkiraanku itu tidak meleset sedikitpun karena baru enam hari berada dirumah setelah mendapatkan tranfusi 5 kantong trombosit disebuah rumah sakit suasta, maka aku harus kembali masuk IGD di rs Fatmawati karena banyaknya pendarahan dan lebam pada tubuhku yang saat ini sudah terlihat sedikit lebih langsing dan agak pucat.
Jika beberapa bulan lalu aku memposting sebuah tulisan yang menceritakan tentang berat badanku yang naik dengan cepat, maka kali ini justru sebaliknya.
Relaps adalah : Kembalinya tanda dan gejala penyakit setelah pasien telah menikmati remisi (sembuh), atau dalam bahasa sehari hari kerap di sebut dengan kambuh.
Dalam kamus ilmu kedokteran, secara harfiah remisi artinya adalah sembuh meskipun remisi tidak selalu berarti kesembuhan. Lebih tepatnya remisi adalah hilangnya secara lengkap atau parsial dari tanda tanda dan gejala penyakit sebagai respon terhadap pengobatan. Atau masa dimana penyakit berada di bawah kontrol.
Sejak tanggal 14 September 2014, sebenernya aku sudah merasakan adanya ketidak beresan pada tubuhku karena leukosit dalam darahku mulai merayap naik. Ya,,, kadar leukosit dalam darah yang mencapai angka 16 ribu merupakan sebuah indikator yang buruk bagi pengguna glivec meskipun hitungan segitu masih merupakan hitungan yang wajar dan aman untuk para pengguna hydrea (cytodrox).
Pucuk cemara tak lagi bergoyang,,,
rebah dalam hening dibukit itu.
Setelah beberapa bulan terus mengabaikan kesehatan dan kepentingan diri sendiri, ahirnya sampai juga aku pada sebuah titik letih yang cukup membuat nyaliku ciut.
Neneku yang satu ini sebenarnya tidak ada sedikitpun pertalian darah denganku namun rasa sayangnya kepadaku melebihi rasa sayang nenek ini kepada anak anak serta cucu cucunya sendiri.
Persahabatanku dengan mang Acim yang biasa aku panggil dengan sebutan Acim Spargon ini sebenarnya telah berjalan cukup lama yaitu dari sekitar tahun 1995. Read the rest of this entry »
Ketika hendak meninggalkan gerobak ku satu satunya di sebuah bengkel asuransi untuk mendapatkan perbaikan selama satu minggu, seorang kepala bengkel mengajakku untuk memeriksa barang barang yang terdapat di dalam mobilku untuk di catat dan di data agar tidak terjadi perselisihan jika di kemudian hari ada barang barang miliku yang hilang.
Sahabatku yang satu ini bernama Mutia dan berdomisili di sekitar kota Makasar sulawesi selatan. Read the rest of this entry »
Suaranya pelan dan lembut, ada sejuta keteduhan didalamnya persis seperti suara (almarhumah) ibundaku.
Selain rasa sakit pada otot dan persendian, seorang penyintas leukemia ataupun mereka yang sedang menjalani perawatan dengan obat obatan kimia tertentu kerap merasakan kebas seperti kesemutan pada tangan dan kaki, bahkan terkadang sampai menjalar pada punggung hingga kepala.
Setelah 7 bulan masih manis manis saja menggunakan glivec dengan dosis 200 mg setiap harinya, ahirnya sampai juga pada hal yang aku takutkan selama ini yaitu melonjaknya kadar leukosit dalam darahku. Read the rest of this entry »
Pengobatan leukemia tipe ALL di bagi dalam pengobatan suportif dan spesifik, yaitu pengobatan jangka panjang dengan menggunakan obat-obat sitostatika dengan tujuan membasmi sel-sel leukemia. Walau hingga sekarang belum di temukan obat yang hanya mematikan sel leukemia tanpa merusak sel normal, penggunaan sitostatika memberi hasil yang sangat menggembirakan pada pengobatan leukemia.
Pada umumnya,,, camilan atau makanan ringan yang sangat di gemari sebagian besar orang indonesia adalah gorengan, pokoknya apapun makanan yang bisa dan biasa di makan oleh kebanyakan orang indonesia, otomatis makanan tersebut bisa di goreng untuk menambah cita rasa gurih dan renyah sebagai makanan selingan atau teman minum teh maupun kopi.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa obat glivec banyak memiliki efek samping yang cukup membuat penggunanya berpikir dua kali untuk menggunakanya kecuali karna faktor keterpaksaan dan keinginan untuk hidup lebih lama.
Belakangan ini mata kita terbuka dengan apa yang diungkapkan oleh Hiromi Shinya tentang keajaiban enzim, yang menurutnya bahwa setiap suap makanan yang masuk kedalam tubuh kita seharusnya dihancurkan terlebih dahulu oleh gigi kita dengan minimal 30 kali kunyahan karena disamping makanan tersebut akan lebih halus juga yang terpenting sudah tercampur sempurna dengan air ludah yang ternyata adalah enzim pencernaan yang sangat berguna untuk memproses serta meningkatkan daya serap tubuh terhadap makanan yang kita konsumsi tersebut.
Awalnya,,, aku hanya ingin memonitor kenaikan berat tubuhku sendiri semenjak menggunakan glivec dimana salah satu indikator cocoknya obat terhadap tubuh si pengguna adalah naiknya berat badan antara 5-10 kilogram setelah beberapa bulan menggunakan obat tersebut.
Pada lebaran tahun ini, aku berkesempatan untuk kembali merasakan perjalanan mudik dengan penuh kegembiraan dan keceriaan meskipun jarak Jakarta – Purbalingga yang biasanya hanya membutuhkan waktu tempuh kurang dari 8 jam saja, harus aku jalani selama 24 jam lebih. Jam sembilan malam berangkat dari rumah dan sampai disana persis jam sembilan malam pada keesokan harinya.
sejak akhir tahun 2009, sebenarnya aku sudah tidak memiliki dokter (hematolog) lagi untuk sekedar konsultasi tentang penyakit LEUKEMIA yang aku derita. Begitu juga ketika pada akhir pebruari 2014 dimana aku membuat sebuah keputusan (besar) untuk pindah atau berganti obat dengan glivec. Read the rest of this entry »
Dari sederet obat obatan herbal yang di percaya bisa menurunkan kadar trombosit dalam darah yang berlebihan, hanya ada satu saja yang menurutku benar benar bisa bekerja menurunkan kadar trombosit dalam darah, meskipun daya kerjanya tidaklah maksimal seperti penggunaan obat obatan kimia, yaitu daging buah Makota Dewa .
Bagi sebagian kecil penyintas leukemia (CML) yang ada di negri ini, baik mereka yang tergabung dalam program NOA maupun mereka yang menggunakan program BPJS, memang tidak terlalu perduli dengan mahalnya harga glivec yang dipatok oleh PT. NOVARTIS. Karena sejatinya mereka bisa mendapatkan obat dengan gratis setiap bulanya selama mereka mau.
Singkat cerita,,, pada akhirnya akupun menggunakan glivec meskipun sempat tertunda selama lebih dari 10 tahun, serta yang aku gunakan hanyalah versi generik yang aku datangkan dari India dengan segala cara dan upaya agar aku bisa terus bertahan hidup.
Anemia aplastik adalah salah satu penyakit kelainan darah yang bisa menyerang siapapun juga baik laki laki maupun perempuan dan pada usia berapapun juga termasuk bayi.
Salah satu penyakit kelainan darah yang kerap menghinggapi orang dewasa adalah MDS (Mielodisplasia Syndrome) atau biasa disebut pre leukemia karena mayoritas penyakit ini pada kemudian hari akan berkembang menjadi leukemia akut (AML).
Pada hari selasa tanggal 13 mei 2014 yang lalu aku menemui dokter hematologku yang berpraktek di klinik wijaya kusuma dengan maksud untuk meminta rujukan guna pemeriksaan uji kromosom “Philadelpia +” atau biasa disebut BCR-ABL. Read the rest of this entry »
Di sekitar komplek Bukit Cirendeu ada seorang kakek renta penjual opak yang menggelar daganganya ditepi jalan.
Sebuah komentar dalam salah satu tulisanku sempat membuat hatiku bergetar,,, bukan karena sanjungan atau hinaan, tetapi persisnya sebuah pengharapan yang begitu besar dari salah seorang orang tua yang sedang menemani putrinya menjalani pengobatan kemoterapi untuk menyembuhkan penyakit LEUKEMIA yang diidapnya.
Sejak terindikasi menderita CML pada tahun 2003 dan mendapat vonis hampir satu tahun kemudian melalui pemeriksaan sumsum tulang belakang yang menurutku sangat menyakitkan itu, akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan obat yang semestinya sudah harus aku gunakan pada lebih dari sepuluh tahun yang lalu yaitu GLIVEC (Gleevec).
Sejak tahun 2009, aku sudah tidak memiliki lagi seorang dokter hematolog untuk sekedar konsultasi tentang penyakit leukemia yang aku idap,
Read the rest of this entry »
Selain si item, aku juga punya hewan piaraan yang lain yaitu si putih,,, sepasang angsa yang suaranya membuat semarak rumah kediaman kami dan satu lagi adalah seekor biawak,,, reptil melata sejenis kadal yang mirip seekor buaya.
Leukemia 