Terjun Tanpa Payung

Posted: October 8, 2011 in Uncategorized
Tags: , , , , , ,

Semenjak lebih dari tujuh tahun yang lalu aku sudah banyak kehilangan sahabat,,, sahabat yang aku maksudkan disini adalah teman seiramaku yang juga sedang berjuang dalam pertempuran hidup mati melawan penyakit yang konon belum ada obatnya itu yaitu LEUKEMIA.
Aku kerap menghitung dan mencoba mengingat satu persatu nama nama sahabatku itu, namun,,, jemari tanganku yang aku gunakan untuk menghitung tidak cukup banyak hingga harus aku tambahkan dengan jari jemari kakiku.

Teringat juga ada beberapa nama yang begitu dekat dan baik terhadapku dan kerap mengingatkanku untuk patuh dan taat terhadap nasihat dokter serta mengingatkanku untuk tidak mencoba menjadi dokter sendiri.
” Percayakan kepada ahlinya,,, jangan jadi dokter sendiri mas Oce… !”
Sebagian sahabatku itu memang dari keluarga yang berkecukupan atau memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang cukup serta asuransi kesehatan yang bisa mencover biaya untuk berobat. Berbeda denganku yang cuma seperti orang kebanyakan dan berpenghasilan pas pas an yang hanya cukup untuk makan, jadi prioritas untuk konsultasi dokter dan periksa laboratorium aku nomor duakan. sebaliknya sebagai pemilik yang dipercayakan Allah atas tubuh ini, aku harus lebih tahu dan mengenalinya lebih dari siapapun juga termasuk dokterku sendiri.

Ada sebuah kejadian tragis yang seharusnya bisa dicegah jika salah seorang sahabatku mendengarkan nasehatku. Pada suatu sore aku mengunjungi sahabatku yang sedang tergeletak lemah,,, ia begitu pucat meskipun tetap mencoba tersenyum manis ketika aku datang. Dari lembar hasil laboratorium hari itu dapat aku ketahui bahwa HB nya hanya 6,3 dan trombositnya juga cuma sekitar 50.000 saja sedangkan leukositnya masih cukup tinggi yaitu 120.000. Ketika aku datang dia baru saja disuapi bubur dan hedak dibantu oleh istrinya untuk meminum 2 butir hydrea sekaligus karena memang dosis obatnya menurut dokter adalah 4×1 setiap hari. Aku mencoba mencegahnya agar tidak meminum obat itu karena menurutku HB nya terlalu rendah dan harus lapor ke dokter yang merawatnya, namun menurutnya kontrol dokter baru bisa dilaksanakan minggu depan sesuai dengan jadwal kontrol tetap yang diatur setiap bulan. Sambil sedikit bercanda dia mengatakan “Emangnya mas Oce,,, gak nurut sama dokter… !
Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa sahabatku itu tidak bertahan.
Sebabnya adalah karena penggunaan obat kemo untuk membunuh sel sel kanker secara otomatis juga akan menurunkan kadar HB yang ketika itu sudah sangat rendah dan akibatnya bisa ditebak, sahabatku itu mengalami koma dan ahirnya meninggal dunia.

Dalam menjalani pengobatan, Taat pada nasehat dokter memang sebuah keharusan, namun kita juga harus mengenali dan memahami tubuh kita sendiri lebih dari siapapun juga, agar tidak seperti “Terjun Tanpa Payung”.

Salam.

Artikel Terkait :

– My Last Chemotherapy
– Obat Leukemia Menghilang
– Nasi Liwet

Comments
  1. sepakat Oce, usaha atau ikhtiar itu hrs maksimal ya,,
    dan, dokter juga bukanlah dewa, yg bisa menyembuhkan segalanya .
    karena seperti Oce bilang, kita lebih tahu dan kenal tubuh kita sendiri, dari pada seorang dokter.
    jadi, kita jugalah yg hrs menjaga tubuh ini, tdk sekedar makan obat dr dokter langsung.

    semoga sukses di kontesnya ya Oce 🙂
    salam

  2. kakaakin says:

    Berarti jadi petugas kesehatan itu sebenarnya berat banget tanggung jawabnya ya…
    gak bisa asal ngomong, karena bisa jadi omongan itu dianggap pasien sebagai pegangan, apalagi bila pasien tersebut memegang teguh kepercayaan tehadap petugas kesehatan, terutama dokter…

  3. kettyhusnia says:

    terima kasih atas partisipasinya ya,..
    salam kenal dari purwokerto
    ga masalah baru kenal langsung ikut pertandingan hehehe

    tetep semangat Oce,..:)

  4. Nia Angga says:

    mas oce tetep semangat ya, moga Allah segera meringankan penyakit en menyembuhkan mas oce amien..
    jadi pasien emang harus pinter ya mas, ga bisa percaya 100 persen ama dokter. sama kayak suamiku, dia kadang suka sok jadi dokter buat diri sendiri, jadi suka bikin sebel hikhik 😦

  5. ~Amela~ says:

    Tetep semangat ya bang oce!!!
    dan semoga kontesnya pun juga sukses

  6. “Terjun Tanpa Payung” inspiratif untuk spirit, Mas.

    Sayanng dulu saya daftar spesilais PD, tidak diterima. pahadal dulu konsen pada SLE, penyakit darah, penyakit trofik infeksi.

    Tapi, allah mengganti dengan Sp.S. semoga tetap bermanfaat buat sesama.

    tetap semangat Mas,….
    Blogger Nusantara Blogpreneur Indonesia

  7. ysalma says:

    Yups, yang paling mengerti kondisi tubuh itu adalah pemiliknya sendiri,
    dokter menyimpulkan juga masukan dari pasien, apa reaksi tubuh terhadap obat yang diberikan,
    tetapi mungkin juga sudah “jalan” temannya seperti itu,
    tetap semangat dan berbagi ya mas,

  8. senja says:

    SEMANGAT TERUS pak Oce !!!
    insfiratif bgt….

Komentar Anda :