Remisi pada Leukemia

Dalam kamus ilmu kedokteran, secara harfiah remisi artinya adalah sembuh meskipun remisi tidak selalu berarti kesembuhan. Lebih tepatnya remisi adalah hilangnya secara lengkap atau parsial dari tanda tanda dan gejala penyakit sebagai respon terhadap pengobatan. Atau masa dimana penyakit berada di bawah kontrol.

Pada umumnya, penilaian kesembuhan pada leukemia ada dua macam yaitu sembuh secara klinis dan sembuh secara patologis.
Sembuh secara klinis artinya, setelah di lakukan upaya pengobatan , maka kankernya hilang, tetapi secara mikroskopis mungkin masih ada bibit-bibit kanker yang tertinggal terutama pada cairan sumsum tulang sebagai sumber produksi segala komponen darah.
Sembuh secara patologis, artinya kanker sudah hilang dan tidak terdapat sisa kanker yang tertinggal di dalam tubuh.

Terdapat beberapa terminologi untuk menilai respons pengobatan pada leukemia yaitu remisi komplit, remisi sebagian dan progresif .
Remisi komplit (complete remission /CR) adalah keadaan dimana kanker sudah tidak terdeteksi lagi setelah pengobatan. Remisi sebagian (partial remission/PR) adalah keadaan di mana kanker berkurang 50 % setelah pengobatan dan kanker tidak tumbuh lagi. Sedangkan progresif berarti leukemia semakin berkembang liar tak terkontrol.

Umumnya, remisi pada pengobatan kanker selalu di hubungkan dengan target 5 tahun kesembuhan atau biasa kita sering dengar dengan istilah Five Years Survivors. Karena pada dasarnya penyakit kanker itu adalah penyakit yang hampir tidak ada obatnya dan perkembangan penyakit pun sangat sulit ditebak bahkan sangat misterius sama persis dengan apa pemicu dan penyebabnya yang masih merupakan misteri dalam kehidupan ini. Dan kecanggihan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran saat ini masih belum mampu menjelajah ranah pengobatan penyakit kanker sehingga hanya bisa mematok angka kelayakan hidup bagi penyintasnya dengan hanya 5 tahun saja. Maka angka lima tahun kesembuhan (bertahan) sudah lebih dari cukup untuk bagi para penyintasnya untuk di perjuangkan bahkan meskipun dengan serangkaian kemoterapi yang membuat  ‘miris serta biaya yang terkadang tidak lagi bisa dihitung hanya dengan angka angka.

Sambil berderaian air mata salah seorang sahabat pernah bertanya kepadaku,

“Kapan kita benar benar sembuh ya mas ?

Akupun menjawab, “Kalau saya sih sudah sembuh,,, tinggal kamu yang harus terus berusaha untuk sembuh juga dong !

“Lho,,, bukankah mas masih harus terus minum obat selama seumur hidup ?

“Ya betul,,, saya masih harus terus minum obat seumur hidup, sama persis dengan semua orang sehat diluar sana yang juga masih harus terus makan untuk tetap bisa hidup.
Apa bedanya jika kita tidak minum obat kemudian kita mati dan orang lain pun akan mati jika tidak makan atau minum ?  Apa bedanya ?

Lagi pula memangnya kita mau hidup sampai berapa lama,,, 60 tahun ? atau 100 tahun ?
Toh cepat atau lambat kita juga tetap akan mati. Dan asal kamu tahu,,, ukuran baik buruknya manusia hidup di dunia ini baukanlah diukur dari panjang pendek umurnya, melainkan seberapa banyak manfaat yang bisa diberikan kepada manusia lainya. Itu saja.

Bukanya lantas berfikir jernih sahabatku yang ketika itu baru dua tahun hidup dengan leukemia malah surut menjauhiku bahkan terkesan memusuhi karena marah kepadaku dan bertekat akan mengubah mainset yang ada didalam kepalaku tentang kesembuhan yang di anggapnya hanyalah pikiran orang orang yang putus asa dan idiot. Dan terbukti,,, tidak sampai satu tahun kemudian sahabatku itu telah sembuh total alias meninggal dunia dengan kepala masih dipenuhi oleh banyak pertanyaan yang belum terjawab bahkan sebagian besar juga berisi kemarahan kemarahan kepada Tuhan.

Ahh,,, Sebenernya saya mau nulis apa sih kok ngelantur sampe sini sini ?
Oke deh sampai sini saja dahulu ya,,, mudah mudahan saya masih di karuniakan sedikit waktu lagi di dunia ini sehingga bisa sedikit bercerita tentang apa yang saya alami dan rasakan dan bagaimana (nikmatnya) hidup bersama kanker darah.

Wassalam.

Artikel Terkait :

– Rebah.
– BUKU TAMU.
– MENEPI.

“Semua Tulisan Oce Kojiro”