Kursi Roda Kenangan.

Posted: February 18, 2015 in Uncategorized
Tags: ,

20150218_112428

Ini hari kedua kepulanganku kerumah dari rumah sakit yang meskipun harus pulang paksa karena aku sudah tidak merasa nyaman atau lebih tepatnya kecewa dengan pelayanan rumah sakit yang buruk dikelas 3.

Tidur nyenyak berlama lama dan tentramnya hati bisa kembali berada ditengah orang orang yang aku cintai tak bisa kupungkiri meskipun faktanya aku masih belum kuat untuk berjalan karena masih tingginya sel sel blast yang bercokol dalam sumsum tulangku hingga menyebabkan nyeri pada kedua kakiku jika dibawa berjalan.

Tak ku sangka pagi tadi ayahku datang kerumahku dengan diantar oleh supirnya untuk menjengukku dan yang membuatku tidak bisa berkata kata adalah ayahku membawa kursi roda bekas, milik almarhumah ibundaku untuk di berikan kepadaku.
Seketika ingatan akan ibundaku kembali memenuhi isi kepalaku dan tanpa terasa air mataku mengalir deras tanpa bisa aku bendung.

Aku tidak pernah menyangka jika akulah orang pertama yang akan duduk diatas kursi roda yang beberapa tahun lalu sering aku dorong dorong dengan ibundaku berada di atasnya.

Setelah dibersihkan dan diminyaki oleh putra pertamaku, akupun mencoba menjalankanya dengan mengayuh besi yang terdapat pada kedua rodanya dengan menggunakan kedua tanganku, serta duduk berlama lama di atasnya dalam kesendirian. Ada perasaan yang sangat kuat serasa aku begitu dekat dengan ibundaku terutama ketika jari jemariku menyentuh plat besi tipis pada kedua sisi kiri dan kanan yang catnya sudah banyak yang terkelupas.

20150218_112711

Aku ingat betul,,, cat yang sepertinya terbuat dari semacam stiker karet yang melapisi plat tersebut sering dikorek korek oleh ibundaku dengan jari jemarinya jika dia sedang merasa gelisah, sehingga ada bagian yang terkelupas dan memunculkan warna aslinya yang putih berkilat karena terbuat dari alumunium.

Sambil membayangkan apa yang biasa dilakukan oleh ibundaku ketika beliau duduk diatas kursi roda tersebut, akupun menurunkan kedua tanganku dan mencoba mengorek ngorek cat pelapis tersebut persis seperti yang dilakukan ibundaku. Aku pun berharap ada suara ibundaku yang melarangku melakukan hal tersebut persis seperti aku yang kerap melarang beliau dengan suara lembut karena jika kursi roda didorong, tangan ibundaku bisa terjepit roda lantaran kedua tanganya sering tiba tiba jatuh terkulai.

Meskipun kuku jari telunjuk dan jari tengahku tidak terlalu panjang, aku dapat merasakan ada serpihan serpihan cat yang terkelupas dan jatuh kelantai. Ada perasaan damai dan tentram ketika aku melakukanya, pantas saja ibundaku sering melakukan hal tersebut. Namun sampai sekian lama tidak ada suara lembut ibundaku yang melarangku melakukan hal itu sehingga beberapa kali aku menoleh kebelakang dan berharap mendapati ibundaku berdiri disana dengan senyum lembutnya yang sangat menentramkan hati dan kedua tangannya yang tepat berada pada stang pendorong yang siap membawaku menuju keabadian.

Wassalam.

Artikel Terkait :

– FORUM LEUKEMIA.
– BUKU TAMU.
– MENEPI.

“Semua Tulisan Oce Kojiro”

Comments
  1. Dheana Dian says:

    Semangat terus mas Oce,salam kenal dari saya yg berada di Bandung dan merasakan hal yg sama,2bulan belakangan ini saya mengikuti setiap tulisan mas oce walaupun jarang berkomentar tapi saya tau apa yg mas rasakan,perjuangan mas Oce kerap menjadi inspirasi bagi saya agar tetap kuat dan tegar,salam hangat dan semangat dari teman Baru mu di Bandung.

  2. nani says:

    ya Allah

  3. Dheana Dian says:

    Mas Oce apa khabarnya?sudah 10 hari ini mas oce tidak membuat tulisan,saya sangat menunggu cerita2 dan kabar terbaru dari mas Oce,membaca tulisan2 mas oce adalah sebagian obat terapi bagi saya untuk tetap berjuang.

  4. salam kenal om. salut dengan tulisannya dan perjuangan hidup yang om lalui

Komentar Anda :