Benalu Sirsak

Bermula dari rasa ibaku akan dua buah pohon sirsak dihalaman belakang rumah yang penuh dengan benalu yang memenuhi hampir disetiap cabang dan rantingnya.

Aku mengasah golok agar tajam dan bersiap membersihkan tumbuhan tumbuhan pengganggu yang memenuhi kedua pohon sirsak yang selama lebih dari tiga tahun ini tidak terurus dengan baik,  hingga aku berharap kedua pohon sirsak yang aku tanam sendiri itu bisa menghasilkan buah yang banyak jika sudah bersih dari tumbuhan parasit yang mengganggunya.

Dengan bantuan sebuah steger dari kayu, aku sudah berada ditengah rimbunnya daun benalu yang tumbuh melingkari batang inangnya dan menjuntai kebawah dengan rimbunnya. Aku mulai mengeluarkan jurus jurus andalan ke beberapa cabang yang ditumbuhi tumbuhan parasit itu, terutama pada cabang cabang yang rendah dan masih relatif mudah aku jangkau. Cras… cras… cras…

Layaknya seorang pendekar, aku mengayunkan golok saktiku ke kanan dan kekiri, serta dengan lincahnya berpindah posisi sambil tetap berpegangan pada batang utama pohon yang tidak terlalu besar tersebut hingga pohon itu bergoyang hebat menahan berat tubuhku.
Namun, serangan balik yang tak terduga dari ratusan semut hitam yang bersarang pada akar dan daun benalu tersebut, membuat aku harus buru buru turun dari sana dan menyudahi aksi brutalku.

Setelah membersihkan baju dan kepalaku dari sekawanan semut yang marah, aku masih harus membasuh mata sebelah kiriku yang perih lantaran seekor semut berhasil menerobos masuk kesana, dan menggagalkan seranganku hingga pada pucuk kedua  pohon tersebut masih tersisa beberapa cabang yang dipenuhi dengan benalu yang belum terbuang seluruhnya.

Ketika aku mengumpulkan hasil tebanganku dan akan membuangnya pada lubang tempat kami membuang dan membakar sampah,  aku teringat sebuah artikel tentang manfaat tumbuhan sirsak yang pernah aku posting di blogku dulu dengan judul “Buah sirsak pembunuh kanker”. Artikel tersebut sebenarnya kiriman dari salah seorang sahabatku yang dia sendiri tidak tahu dapat dari mana, namun karena begitu mempesona dan menjanjikan kesembuhan bagi penderita kanker dengan biaya yang murah, maka aku pajang artikel itu di blogku dengan harapan dapat masukan dari para pengunjung yang memberi komentar.

Dan sebuah ide muncul begitu saja dari otakku yang katanya lumayan encer ini, untuk menjemur dan mencacah benalu benalu tersebut seukuran buku jari, dan akan aku gunakan sebagai jamu seperti aku mengkonsumsi jamu godok yang berisi benalu teh beberapa tahun lalu.

Ya, jika benalu teh saja konon  bisa menyembuhkan kanker, mungkin benalu sirsak lebih hebat lagi khasiatnya (semoga).

Akupun memilah seluruh hasil cacahanku menjadi tiga bagian yaitu daun, ranting/batang dan akar benalu, lalu memisahkannya pada tiga buah wadah besar yang berbeda lalu menjemurnya di genteng rumahku hingga kering dalam beberapa hari. Tak lupa harapan dan doa doa aku panjatkan ketika menjemur dan membolak balik benalu benalu sirsak tersebut setiap hari, karena aku sendirilah yang akan mencoba keampuhan jamu tersebut.  Dan tepat tanggal 24 Juli 2010 ini, aku mulai meminum rebusannya air nya untuk yang pertama kalinya, dan akan aku akhiri sampai seluruh jamu yang aku buat sendiri itu habis, atau kira kira selama satu – dua bulan lamanya karena benalu kering tersebut cukup banyak jumlahnya.

Sama seperti pengobatanku yang sudah sudah, aku akan selalu berdoa dan mengharapkan kesembuhan dari Dzat yang maha penyembuh setiap kali akan meminum jamu rebusan benalu tersebut, dan menjadikannya sebagai iktiar dalam mencari kesembuhan. InsyaAllah…

Wassalam.

PS :

– Air rebusan benalu sirsak ini berwarna coklat kehijauan dan rasanya sama sekali tidak pahit, hanya sedikit sepet dan berbau seperti teh hijau.

– Beberapa saat setelah meminum jamu ini untuk yang pertama kalinya, aku merasa agak sedikit pusing, mungkin cuma sedikit takut dan nervous saja ya ?

Tulisan Terkait :

– FORUM LEUKEMIA.
– HYDREA 500MG.
– GLIVEC vs  HYDREA.

“Semua Tulisan Oce Kojiro”