Beralih Ke Glivec

Sejak tahun 2009, aku sudah tidak memiliki lagi seorang dokter hematolog untuk sekedar konsultasi tentang penyakit leukemia yang aku idap,

sehingga sampai akhir maret 2014 ini praktis semua hal yang berkenaan dengan penyakit leukemia yang aku idap adalah tanggung jawabku sendiri baik dalam hal periksa darah, menentukan dosis obat hydrea dan beberapa obat pendukung serta vitamin, serta segala suatunya termasuk menjaga semua hitungan darah dalam kisaran yang wajar juga mengobati segala gejala yang timbul serta meredakan segala pendarahan dan lebam lebam pada sekujur tubuhku yang kerap terjadi agar aku bisa tetap bertahan hidup dengan kualitas yang baik layaknya orang sehat.

Satu tahun belakangan ini kondisiku kerap turun bahkan sudah empat kali menjalani tranfusi darah sebanyak 4-5 kantong darah tiap kali tranfusinya. Bukan hanya itu,,, jaraknya pun semakin dekat dan dokter penyakit dalam yang selalu menanganiku di RSUD TANGSEL hanya sebatas menaikkan kadar HB ku saja, dan tidak berani memberikan advis sedikitpun tentang penyakit leukemia yang aku idap, sehingga aku putuskan bahwa sudah saatnya aku harus beralih pada penggunaan obat yang semestinya, karena obat jenis hydrea yg aku konsumsi sejak pertengahan 2003 itu sudah tidak ada efeknya lagi bagi tubuhku alias sudah tidak mempan.

Dan tepat pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2014 bertepatan dengan aku menyelesaikan tranfusi darah terahir maka aku memulai menggunakan obat glivec yang fenomenal tersebut.

Ya,,, fenomenal karena harganya yang selangit juga fenomenal karena efek sampingnya yang luar biasa keras dan beratnya yang dirasakan bagi penggunanya terutama para pengguna baru yang belum beradaptasi dengan obat yang harganya mencapai lebih dari satu juta rupiah untuk satu hari pemakayan, dan penggunaanya juga harus setiap hari tanpa boleh berhenti barang sehari pun selama seumur hidup. Seumur hidup.

Aku merasa bahwa ini adalah pengalaman pertama yang aku akan rasakan dalam hidupku sehingga aku berencana ingin menikmati sensasinya dan mencatat pengalaman ini agar bisa diketahui oleh para penyintas leukemia (CML) lainnya yang masih enggan dan berpikir dua kali ketika sudah dianjurkan oleh hematolognya untuk segera beralih menggunakan obat ini. Aku bahkan akan memulai penggunaan obat ini pada siang hari dimana sangat tidak dianjurkan penggunaan pertama pada pagi dan siang hari karena efeknya yang luar biasa.

Namun bagiku justru disinilah tantanganya dimana aku akan mencoba sensasi efeknya pada siang hari agar  bisa lebih menghayati serta lebih menghormati obat kemoterapy yang konon dibuat dengan teknologi nuklir yang sangat canggih ini.

Faktanya,,, hari pertama dan hari kedua telah aku lalui dengan sukses meskipun terasa sangat berat sekali bahkan siang siang aku harus mandi berendam air hangat untuk melawan efek mualnya, namun pada hari ketiga akupun harus mengakui kehebatan dan kekuatan obat ini karena aku muntah dan harus terbaring tak berdaya diatas tempat tidur dan didalam kamar yang digelapkan.

Adapun rasanya,,, aku seperti seorang nakhoda kapal yang di ombang ambingkan ombak badai samudra Hindia yang sangat ganas sementara di bawah permukaan air laut aku melihat pecahan pesawat MH370 yang telah hancur berkeping keping bersama ratusan jasad penumpangnya. Seperti itu kira kira sensasi yang aku rasakan.

Dan meskipun obat yang aku konsumsi ini adalah versi generik yang aku datangkan dari India,,, namun aku tetap bangga bisa merasakan dan mengkonsumsi obat ini dengan segala konsekwensi dan sensasinya bahkan dengan kepala tetap tegak karena bisa mengusahakan sendiri pengadaan obat ini tanpa bantuan dari pemerintah maupun Departemen Kesehatan yang nyata nyata telah bersekongkol dengan (raksasa) perusahaan farmasi asing dengan memonopoli peredaran dan penjualan obat yang berjenis IMATINIB (Glivec) di negri ini.

Wassalam.

Tulisan Terkait :

– FORUM LEUKEMIA.
– HYDREA 500MG.
– Gusti Ora Sare.

“Semua Tulisan Oce Kojiro”