PERJALANAN WAKTU

Posted: October 18, 2009 in Uncategorized
Tags: , ,

Perjalanan Waktu

By: Siti Nuryani

Kita pernah bertemu pada suatu kurun masa
Walau tak semesra seperti layaknya pertemanan bulan dan bintang
tapi setidaknya visi kita tentang kehidupan ada kesamaan
sama-sama ingin bersahabat dengan alam.

Ruang dan waktu yang memisahkan kita
ruang dan waktu jualah yang mempertemukan kita
Kawan beribu rasa haru terlintas dibenakku ketika fesbukku terbuka pesanmu
ternyata ada metamorfosa kepompong menjadi kupu-kupu
Refleksi cahaya biru dan merah menjadi tajam,
saat sebuah lentera menyinari guratan-guratan pada tepi es

Beberapa pemburu hati, patah menjadi tiga lembar kertas origami
Aku menjadi seperti rasa pahit pada sepotong mentimun
menjadi seperti kumparan racun pada sebuah hati.
Aku yang tidak menikmati perenungan pada redam hidup
Dan kawan lamaku menjadi realita semua rangkaian doaku

Ia menjadi seperti bagian sebuah dogma,
lalu membalikkan drama dari setiap dokumentasi hidupku
Selayaknya ia mendapatkan kasih walau tak sebanyak ibunya
Saat aku yang tidak pernah cermat bercermin,
lantas dia menggantikan cermin itu
Ketika aku berteriak-teriak meminta secangkir susu
lalu ia adalah segelas pelarut dahagaku
Saat semua orang menyipitkan mata dan mengangkat satu alisnya padaku,
ia yang menjadi refleksi cahaya biru dan merah itu

Jakarta. 18 Oktober 2009
By: Siti Nuryani
Dedicated: Oce Kojiro/M. Rosyid

Artikel Terkait :

– Cinta Anak Penderita Leukemia
– Menanti
– Puisi Dari Sahabat

Comments
  1. ocekojiro says:

    Banyak gunung tinggi yang pernah kita daki,
    tebing citatah dan goa cilalaypun pernah kita selami.

    Kini kita tergeletak tak berdaya,
    aku dengan leukemia dan kamu dengan kanker payudara.
    sepertinya kita dalam antrian yg sama,,,
    (siapa yg lebih dahulu ya ?)

  2. Sahabat Yogya says:

    Ketika kanker menyapa……..
    Apakah itu lonceng kematian?
    Menunggu malaikat pencabut nyawa datang?
    Jawablah dengan hati………

    Ketika nafas sesaat tercekat……..
    Masih mungkinkah kita bertaubat?
    Tanyakanlah pada hati…….

    Masih ada waktu kawan…….
    Jangan menghitung hari
    si Dia pasti akan datang!

    Saat kaki melangkah…
    mendaki dinding terjal dan menuruni tebing yang curam…
    itulah nyali teruji
    tali yang terulur sama dengan malaikat penolong
    meski kita kehilangan arah kiblat dengan alasan tubuh ini kotor.

    Kini…….
    kesempatan berbagi hati dengan Tuhan
    melepas ego dan kesombongan
    untuk membersihkan diri…….
    Sanggupkah tubuh dan jiwa menyatu?
    Tanyakan pada hati……..

    Aniroh.

  3. kekem says:

    terluka hati karna kata sudah biasa,
    namun terluka karna usia badan juga khan binasa.
    kata pujangga dianggap tak bermakna,
    bila usia adalah segalanya maka usahalah yg utama.

    Halia ini tanam-tanaman,
    Ke barat juga akan condongnya.
    Dunia ini pinjam-pinjaman,
    Akhirat juga akan sungguhnya.

  4. manusia mencari
    manusia bertanya
    manusia berfikir dan mengevaluasi
    siapa yang peduli….selain Rabbnya

    kesalahan diperbuat dan diulangi
    manusia berlari menjauhi fitrahnya
    waktu berjalan, entah kapan berhenti
    ya Rabb, hanya kepada-Mu lah tempat kembali kami

  5. bahkan ketika kita tidurpun ruh kita Ia genggam
    namun kemudian Ia mengembalikannya lagi
    sesungguhnya setiap kali kita bangun tidur
    Allohlah yang menghidupkan kita
    tidak peduli apakah kita menunaikan subuh-Nya atau tidak

    Ia lebih mencintai diri kita
    lebih….dan lebih….
    dari diri kita sendiri

  6. prince says:

    Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
    Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.

    Gerangan apa sahabat itu jika kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
    Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu !
    Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.

    Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan…
    Karena dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

  7. Zul says:

    mengukur-ukur jarak, menghitung-hitung umur

    “masih jauhkah?”

    entah tanya siapa. avonturir memanggil, tubuh

    menggigil.

    keberangkatan berperang kesia-siaan

    “kita berangkat di kelamnya malam

    dan gulitanya perhentian?”

Komentar Anda :