Resistensi Dari glivec.

Posted: October 31, 2014 in Uncategorized
Tags: , , ,

Sejak tanggal 14 September 2014, sebenernya aku sudah merasakan adanya ketidak beresan pada tubuhku karena leukosit dalam darahku mulai merayap naik. Ya,,, kadar leukosit dalam darah yang mencapai angka 16 ribu merupakan sebuah indikator yang buruk bagi pengguna glivec meskipun hitungan segitu masih merupakan hitungan yang wajar dan aman untuk para pengguna hydrea (cytodrox).

rr1Tanpa berpikir dua kali akupun segera menaikkan penggunaan dosis glivec ku yang selama beberapa bulan belakangan hanya menggunakan dosis setengah atau 200 mg dengan alasan yang cukup masuk akal dan anda bisa baca DISINI.

Meskipun agak berat dan serasa berjalan tertatih tatih terutama dari efek mual dan gatal yang menyerangku setiap hari akupun akhirnya bisa menyesuaikan diri menggunakan dosis yang seharusnya yaitu 400 mg, namun apa mau dikata  NASI TELAH MENJADI BUBUR atau sudah tidak ada gunanya lagi aku berusaha mencoba menaikkan dosis karena sepertinya tubuh dan penyakitku sudah benar benar resisten terhadap glivec dan aku hanya tinggal menghitung hari saja karena secara teori takdirku telah ditentukan persis pada waktu aku menentukan pilihan menggunakan obat dengan dosis 200 mg.

Meskipun demikian aku masih berharap ada keajaiban dalam hasil laboratorium darahku, namun angka angkanya masih terus merayap naik bahkan pada dua minggu berikutnya dimana selain menggunakan dosis penuh aku pun mencoba mengkombinasikan dengan penggunaan obat hydrea (cytodrox) dengan harapan angka leukositku bisa segera terkoreksi. Namun bukan saja leukositku terus merangkak naik malahan hitungan trombositku pun anjlog pada hitungan 41 ribu dan aku harus mendapatkan tranfusi trombosit sebanyak 5 kantung disebuah rumah sakit suasta yang meskipun menerima program BPJS namun tidak bisa mengcover pembayaran dengan full bahkan untuk 5 kantung trombosit yang aku butuhkan itu tidak sedikitpun di cover oleh program yang di gadang gadang sebagai program unggulan dalam bidang pelayanan kesehatan di negri ini.

trm1Unggul dilihat dari mana jika untuk memesan 5 kantung trombosit tersebut aku harus membayar penuh dimuka sebesar Rp 360 000. untuk setiap kantong darah dan belum termasuk membayar ongkos kurir yang dipatok sebesar Rp 150.000. Dan sang kurir yang berseragam rumah sakit tersebut baru bersedia berangkat untuk mengambil darahku di kantor PMI terdekat setelah aku melunasi seluruh pembayaran untuk pembelian komponen darah yang aku butuhkan itu termasuk ongkos untuk perjalanan sang kurir.

Entah untuk yang keberapa kali aku merasa sangat kecewa dengan kartu BPJS kelas 2 milikku itu dan menyebutnya sebagai kartu abal abal karena kesaktianya tidak pernah sekalipun terbukti semenjak aku membuatnya hampir satu tahun yang lalu atau tepatnya pada bulan Pebruari 2014.

trm4Mungkin juga kesaktian kartu miliku itu benar benar telah  luntur karena ketika membuatnya aku menitipkanya pada seorang perantara (calo) dengan biaya sebesar 250 ribu rupiah dengan alasan yang cukup masuk akal pada waktu itu yaitu : Antrian pembuatanya yang luar biasa panjangnya meskipun tanpa di pungut biaya sama sekali alias gratis. Dan pada waktu itu tidak ada pengecualian bagi siapapun yang ingin membuatnya meskipun kenyataanya tidak semua orang kondisinya sehat sehingga celah kecurangan terbuka dan para calo pun merebak dimana mana karena tidak mungkin seorang yang lemah secara fisik sepertiku untuk ikut dalam antrian yang berdesak desakan sejak pukul 5 dini hari.

Setelah tranfusi 5 kantong trombosit aku belum mengecek kembali berapa kadar kenaikan trombositku dan memutuskan segera pulang kerumah dengan alasan ingin pindah perawatan di rumah sakit yang bisa mencover biaya bpjs seluruhnya.

Dan sebuah harapan seredup nyala sebuah lentera kecil aku dapatkan dari seorang dokter hematolog yang cukup senior yaitu dr Martin Batubara SpPd KHOM yang tak lain adalah dokter yang pertama menanganiku dan menjalankan proses BMP terhadap diriku pada tahun 2003. Dan setelah melihat dan menganalisa serangkaian hasil laboratorium yang aku miliki ia pun mencoba menaikkan dosis glivec ku menjadi 600 mg sebelum benar benar dikatakan resistensi dari glivec dan beralih pada obat yang jauh lebih kuat dan lebih ‘gila lagi harganya. TASIGNA.

bpjsTanpa aku sadari ternyata rasa takut akan kematian kembali membuat lemah fisikku meskipun aku menyandang nama besar sebagai seorang penyintas leukemia yang cukup sukses dengan julukan (pendekar) Oce Kojiro . Untungnya aku masih memiliki seorang sahabat yang cukup spesial karena ia juga memiliki penyakit dan obat yang sama persis denganku sehingga aku tidak sungkan untuk berbagi rasa dan cerita, paling tidak sekedar menghibur diri dan yang utama adalah memberitahukan kepadanya dan juga kepada para penyintas yang lain agar kesalahan fatal yang terjadi pada diriku tidak akan terulang pada siapapun juga termasuk pada sahabatku itu yang notabene masih seumur jagung dalam menjalani hidup bersama penyakit yang memiliki julukan the silent killer ini.

Sahabatku ini juga sangat baik dan peduli denganku meskipun sebenarnya ia berbeda keyakinan denganku serta berada jauh di ujung utara pulau Sumatra. Dan dari sahabatku itu pun aku berharap ada sebuah keajaiban yang datang menyapaku minimal obat obatan tradisional leluhurnya (china) yang akan di kirimkanya kepadaku bisa mendongkrak naik kadar trombosit dalam darahku sehingga aku tidak perlu lagi menjalani perawatan di rumah sakit untuk tranfusi.

trm3Ya,,, meskipun dengan tranfusi darah dan trombosit bisa dengan cepat mendongkrak naik kadar darahku, namun sejatinya proses tersebut tidaklah terlalu baik terus menerus dilakukan kecuali dalam keadaan terpaksa karena sejatinya kita tidak pernah benar benar tahu darah siapakah yang kita suntikkan masuk kedalam tubuh kita sehingga menjadi bagian dari darah kita sendiri. Mudah mudahan tidak ada setetespun darah dari seorang pembunuh keji atau seorang yang ingkar akan tuhan dan rosulnya yang masuk kedalam tubuhku ini sehingga di haramkanya tubuhku untuk bisa masuk ke dalam syurga Allah pada hari penghitungan nanti.

Sudah cukup lama aku tidak larut dalam derai tangis di keheningan siang dan malam dengan menyatukan jiwaku menuju Dzat Allah yang maha Sempurna lagi maha Bijaksana. Karena mungkin sudah terpesonakan dengan nikmatnya dunia serta silau akan mahluk ciptaanNya. Harta, takhta dan wanita dalam skala sekecil apapun telah melalaikanku. Bahkan suara serakku yang pada setiap awal waktu sholat memecah langit untuk mengumandangkan adzan kini tak pernah lagi kulakukan karena kesibukanku pada dunia yang fana ini.

Ya,,, gelar  marbot (petugas kebersihan masjid/musolla) yang dahulu pernah begitu aku banggakan pada awal awal aku hidup dengan LEUKEMIA kini telah pergi jauh meninggalkan diriku dan berganti dengan sebuah gelar yang cukup keren dalam pandangan manusia modern saat ini.  THE SURVIVOR.

Semoga Allah SWT tidak benar benar meninggalkanku dalam gemerlapnya (nikmat) dunia karena ternyata aku tidak di wafatkan ketika aku lupa dan jauh dari tuhanku bahkan hampir saja aku melupakan takdirku yang sudah aku pilih beberapa waktu lalu meskipun masih terkesan seperti main main.

Dan semoga sedikit waktu yang masih aku miliki ini bisa merubah nasibku yang akan hidup abadi di akherat kelak, amin.

Wassalam.

Artikel Terkait :

– Obat Leukemia Menghilang

– BUKU TAMU.

– MENEPI.

“Semua Tulisan Oce Kojiro”

Comments
  1. gustaman says:

    Seharusnya uang untuk pembelian darah atau trombosit bisa diminta ke pmi tempat menggambil darah dengan menggunakan kuitansi asli yg sdh diverifikasi oleh petugas bpjs yg ada d rs tersebut.
    Mungkin mas tidak minta verifikasi atau mungkin minta pulang paksa sehingga rs tdk memberikan ganti uang darah tersebut meskipun sebenarnya tetap bisa kita ambil.
    atau ada semacam persekongkolan jahat antara petugas bpjs d rs tersebut, laporkansaja itud rs mana mas ?

  2. ocekojiro says:

    @Gustaman.
    Di rs bhineka bhakti husada tangsel.
    sy tdk pulang paksa ttp atas persetujuan dokter hematolog yg merujuk ke rs yg lebih besar (rs fatmawati).
    Awalnya mmg dijanjikan uang pembelian darah akan dikembalikan jika pulang nanti ttp ketika km tanya pihak rs mengatakan biayanya impas bahkan sy disuruh berterimakasih karena tdk harus membayar apa2.
    Padahal bpjs sy kelas 2 dan sy dpt ruang kelad 3 dan sama sekali tdk mendapat obat apapun kecuali invuse dan bbrp viramin yg tidak sy minum. Oya ada suntik semacam obt antihistamin sebelum tranfusi,,, itu saja.

Komentar Anda :