Takdir Tuhan

Posted: February 5, 2015 in Uncategorized

20150205_142756

Siang ini kamar perawatan kami di kelas 3 ini sedikit gaduh, lantaran salah seorang pasien yang persis berada disebelahku telah berpulang menghadap Tuhanya.

Ini bukan kejadian pertama yang pernah aku alami semenjak aku sering bolak balik dirawat dirumah sakit, namun kemiripan kasus yang kami rasakan membuat aku sedikit terpukul meskipun aku yakin betul bahwa semua sudah diatur oleh Allah SWT.

Aku memiliki kesamaan gejala turunya kadar trombosit dalam darah dengan lelaki kekar disebelahku yang bernama Dedy, bahkan kami sama sama mengalami pendarahan sebagai dampaknya, baik pendarahan pada gusi maupun yang terjadi didalam saluran cerna dengan indikasi BAB yang berwarna hitam. Malam tadi kamipun sama sama mendapat resep 10 kantong trombosit (TC) dan istri istri kamilah yang mengurus permintaan darah pada bank darah yang masih berada didalam kawasan rumah sakit fatmawati tempat kami dirawat.

20150205_065531

Keanehan yang pertama aku rasakan adalah ketika 10 kantong trombosit untukku dapat tersedia saat itu juga, akan tetapi darah untuk lelaki kekar disebelahku itu tidak tersedia padahal kami sama sama menyerahkan berkas secara bersamaan serta memiliki golongan darah yang juga sama.

Prosedur rumah sakit pun tidak mengizinkan aku untuk berbagi darah meskipun ada kesamaan golongan darah pada kami dan tanpa membuang waktu lagi jatah trombosit darahku pagi tadi segera di invuskan kedalam tubuhku oleh para perawat sedangkan lelaki di sebelahku itu masih harus menunggu lebih lama karena darah harus diambil di PMI pusat dikawasan pasar senen.

Selang beberapa jam setelah aku menyelesaikan tranfusi, lelaki yang bekerja di anjungan minyak ditengah laut (RIG) itu pun mulai kritis karena besarnya pendarahan pada saluran cernanya sehingga HB darahnya pun ikut anjlog dan tak berapa lama kemudian ia pun menghembuskan nafas terahirnya. Meninggal dunia tanpa mendapat kesempatan untuk menjalani tranfusi darah meskipun dia datang satu hari lebih dahulu ke rumah sakit ini ketimbang aku.

Ada sedikit kekecewaan dari istri dan keluarga lelaki tersebut kepada pihak rumah sakit serta bank darah kenapa aku dengan mudahnya bisa mendapat trombosit sedangkan dia tidak, padahal di bank darah yang sama satu hari sebelumnya aku juga baru mendapat 10 kantong trombosit sehingga dalam dua hari itu aku mendapatkan TC total sebanyak 20 kantong.

Petugas rumah sakit pun berkilah bahwa itu hanya kebetulan semata saja karena faktanya berkas yang diterima adalah berkasku terlebih dahulu dan dilalahnya stok darah yang mulai menipis karena banyaknya kasus DBD segera habis persis setelah diberikan kepadaku dan tidak ada lagi stok darah yang bisa diberikan kecuali jika ia membawa pendonor pengganti sebanyak darah yang dibutuhkan tersebut, itupun butuh waktu yang cukup lama karena harus melalui beberapa proses, dari mulai penggambilan hingga pemeriksaan darah dari berbagai virus dan bakteri berbahaya yang dapat menulari si penerima donor (skrining).

jenazah (1)

Hmm,,, seandainya berkas yang masuk adalah milik lelaki kekar tersebut terlebih dahulu mungkin siang ini akulah yang pulang kerumah dengan tubuh sudah terbujur kaku karena malam tadi kami sama sama mengalami pendarahan hebat dari gusi dan hidung kami karena rendahnya kadar trombosit namun pada pagi harinya aku tertolong tranfusi 10 kantong tc tersebut sehingga pendarahan pada tubuhku segera berhenti sedangkan lelaki disebelahku pendarahanya semakin menjadi jadi sehingga kematian pun datang merenggut jiwanya.

Dan ternyata,,, menurut salah seorang pasien yang lebih lama dikamar kami, malam sebelum aku masuk ke kamar inipun ada yang pulang karena meninggal dunia juga dengan masalah yang hampir sama karena belum sempat mendapatkam tranfusi darah karena bank darah di rumah sakit ini tidak memiliki darah dengan golongan B+ dan tempatnya persis di ranjang yang aku gunakan ini.
Dan masihkah aku berfikir bahwa ini semua hanya sebuah kebetulan semata ?

Subhanallah,,, !

Wassalam.

Artikel Terkait :

– Obat Leukemia Menghilang
– BUKU TAMU.
– MENEPI.

“Semua Tulisan Oce Kojiro”

Komentar Anda :